Senja Yang Tak Dirindukan
Saat angin bertiup menutup pilu
Saat butiran hujan meleburkan rasa
Kau pertunjukan lagi segala indah mu
Kau putar lagi segala ironi itu
Perlahan waktu menelan harapan
Habis daya untuk terus menggenggam
Setiap deru nafas yang berpacu waktu
Sadarkan aku dalam awan kelabu
Hadir dengan segala keanggunan
Menurunkan peluh perlahan
Kau mulai menyapa dengan jingga mu
Seolah harapan yang akan kembali ada
Setiap engkau lambaikan senyum
Merona indah guratan jingga
Langkah ku terhenti waktu
Logika yang kian berbenturan
Di saat ku mulai menoleh kembali
Saat rasa hangat menyelimuti tubuh
Seketika harapan ku genggam
Akan ku ceritakan semua perjuangan
Namun seperti kilat di langit hitam
Bagai kan kapal di tengah samudra
Rona mu mulai memudar
Garis jingga yang kau alihkan
Seperti enggan menatap ku
Seakan semua akan terulang
Menghadirkan sebuah ironi
Menghasilkan sebuah jawaban
Dan kini menapaki jalan penuh duri
Lewati badai dengan sendiri
Hadapi bara api yang menghampiri
Segenap harapan yang kembali kusesali
0 komentar:
Posting Komentar